GuruPAUDDikmas, Kuta – Pendidikan kesetaraan adalah salah satu bentuk layanan dalam pendidikan nonformal yang ditujukan kepada orang dewasa yang telah melewati usia sekolah atau orang yang memiliki keterbatasan waktu atau akses untuk mengikuti pendidikan formal. Pendidikan kesetaraan memberikan kesempatan belajar kepada individu yang tidak dapat mengikuti pendidikan formal (sekolah) atau yang ingin meningkatkan kualifikasi pendidikan. Salah satu bentuk pendidikan nonformal adalah pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), seperti PKBM Widya Sentana yang beralamat di Br. Batuculung, Kerobokan Kaja, Kuta Utara, Badung, Provinsi Bali.
Penerapan pemberdayaan dan keterampilan di PKBM kami tidak dapat dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan pengulangan agar tercipta kebiasaan untuk diterapkan di sekolah dan juga di rumah. Pertama-tama, kami mengajak peserta didik untuk menerapkan elemen dari Profil Pelajar Pancasila, yaitu Gaya Hidup Berkelanjutan.
Program pemberdayaan di PKBM kami bernama “PKBM Widya Sentana BERSERI”. BERSERI adalah Bersih, Sehat, Asri, dan Melek Teknologi. Yang menjadi latar belakang kegiatan ini adalah melihat lingkungan sekolah yang memiliki banyak tanaman obat keluarga, lokasi sekolah dekat dengan pabrik pengolahan sampah, dan peserta didik kami melek dengan teknologi.
Penerapan “Bersih” yang kami lakukan adalah mengajak peserta didik belajar langsung ke pabrik pengolahan sampah untuk mengetahui bagaimana cara memilah dan mengumpulkan sampah berdasarkan jenisnya. Peserta didik mengetahui jenis sampah yang bisa didaur ulang, lalu mereka dapat mengolah kembali sampah tersebut menjadi barang bermanfaat, seperti tas dari plastik kemasan makanan/minuman, menjadi prakarya dari bahan bekas, bahkan tempat tanaman hias. Setelah mengetahui bagaimana cara memulai hidup bersih dari hal terkecil, yaitu memilah sampah, peserta didik membuat poster berkelompok untuk dipublikasikan di lingkungan PKBM.
Adapun penerapan “Sehat” dan “Asri” dimulai dari memanfaatkan kebun sekolah. Ada banyak tanaman di kebun sekolah yang ternyata merupakan tanaman obat keluarga. Akan tetapi, tidak banyak siswa yang mengenal nama-nama dari tanaman obat tersebut. Untuk itu, kami berkolaborasi dengan pendidik science untuk membuat kegiatan penamaan klasifikasi tanaman yang didasarkan pada nama dan manfaat tanaman. Setelah itu peserta didik bersama-sama mengelompokkan tanaman tersebut, lalu membuat proyek “Katalog Toga” untuk dapat dibaca di perpustakaan sekolah.
Sementara itu “Melek Teknologi” diterapkan di seluruh proses pembelajaran dan kegiatan peserta didik. Pembelajaran dirancang dengan menyenangkan dan berbasis teknologi agar peserta didik dapat memanfaatkan sumber bacaan dan belajar dari gawai yang mereka genggam. Saat proses belajar peserta didik menggunakan bantuan Google, seperti google lense dan google translate untuk mencari nama-nama obyek yang tidak mereka ketahui. Hal ini sejalan dengan visi misi sekolah ingin mewujudkan civitas sekolah yang cerdas memiliki iptek berdasarkan iman, taqwa, dan berbudaya, sehingga peserta didik dapat menerapkan kegiatan pemberdayaan di rumah ke depannya.
Seluruh kegiatan sekolah kami update di sosial media dan website sekolah www.widyasentana.com. Melalui kegiatan-kegiatan pemberdayaan ini, peserta didik ada yang sudah mencoba menanam toga di lingkungan rumahnya dan menanam tanaman hidroponik. Melalui proyek pemberdayaan dan keterampilan ini juga, peserta didik mampu menerapkan pembelajaran yang “BERSERI” di mana saja dan kapan saja.
Jika ingin melihat video praktik baik yang sudah kami lakukan di sekolah, silakan berkunjung ke kanal Youtube PKBM Widya Sentana. (Putu Dina Yuniarini, PKBM Widya Sentana).