WhatsApp: +62 821-1555-5456

Perkuat Literasi-Numerasi, Direktorat Guru PAUD Dikmas Gembleng Calon Pelatih

“Keterampilan literasi dan numerasi sejatinya bakal memfasilitasi perkembangan kognitif anak-anak.”

5 November 2024

DirektoratGuruPAUDDikmas, Jakarta – Direktorat Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini di Indonesia, salah satunya dengan menyelenggarakan pelatihan bertajuk “Bimbingan Teknis Calon Pelatih Diklat Teknis Literasi dan Numerasi.” Pelatihan yang berlangsung pada 3-6 November 2024 di Jakarta tersebut dihadiri oleh 99 peserta yang terdiri dari perwakilan Balai Guru Penggerak, Balai Besar Guru Penggerak (BBGP/BGP), para pendidik PAUD, akademisi, dan praktisi PAUD dari 33 provinsi di Indonesia.

Kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pendidik PAUD dalam memahami dan menerapkan literasi dan numerasi yang sesuai dengan karakteristik perkembangan anak usia dini. Pelatihan tersebut juga sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah. Sehingga, guru diharapkan mampu merancang pembelajaran yang kreatif dan inovatif saat merancang pembelajaran.

Direktur Guru PAUD dan Dikmas, Santi Ambarrukmi, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa penting bagi guru PAUD untuk memiliki keterampilan literasi dan numerasi yang mampu memfasilitasi perkembangan kognitif anak-anak. Santi pun berharap, perwakilan dari tiap-tiap provinsi dapat memberikan pengimbasan atau menindaklanjutinya.

“Literasi dan numerasi bukan sekadar membaca, menulis, atau berhitung. Namun, lebih dari itu, bagaimana guru bisa membangun kemampuan anak untuk memahami konteks sehari-hari, misalnya kemampuan menyimak dengan baik dan berkomunikasi dengan sopan,” ujar Santi.
Sementara itu Ketua Tim Pembelajaran, Bardiati, turut menekankan bahwa literasi dan numerasi siswa di Indonesia masih memerlukan perhatian serius. Berdasarkan survei, rendahnya kemampuan literasi dan numerasi disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kualitas pendidikan, keterbatasan sarana prasarana, kondisi sosial-ekonomi, serta motivasi belajar yang masih rendah.

“Selama dua tahun terakhir, kami telah mengembangkan model pelatihan literasi dan numerasi. Kami berharap model pelatihan ini dapat diterapkan oleh UPT di seluruh Indonesia,” tambah Bardiati.
Salah satu peserta pelatihan, Putu Dina Yuniarini dari TK Sila Kumara, Kabupaten Badung, Bali, menyampaikan tantangan yang sering dihadapi dalam mengenalkan literasi dan numerasi pada anak usia dini. Menurutnya, pengenalan literasi dan numerasi tidak sebatas kemampuan calistung (baca, tulis, hitung), tetapi juga pemahaman esensi dari kegiatan belajar tersebut. “Harapannya, melalui pelatihan ini, saya dapat mengimbaskan metode yang menyenangkan, yakni anak-anak belajar melalui bermain dan memahami makna dari angka dan huruf, bukan hanya menghafal,” jelasnya.

Melalui pelatihan tersebut, Direktorat Guru PAUD Dikmas berharap dapat mencetak pelatih-pelatih kompeten yang nantinya akan menjadi garda terdepan dalam meningkatkan kualitas literasi dan numerasi anak usia dini di berbagai wilayah di Indonesia. (Rika Jayanti)

Baca artikel lainnya:

Kembali ke Daftar Artikel