GuruPAUDDikmas, Grobogan – Meski jam menunjukkan pukul 09.00, namun pagi terasa terik karena cahaya matahari yang menyengat tubuh. Kondisi ini tidak meruntuhkan semangat siswa-siswi Paket C SKB Grobogan untuk mengikuti kegiatan pelatihan sambung pucuk tanaman alpukat. Pagi ini saya akan mengajarkan bagaimana ilmu sambung pucuk yang merupakan teknik perbanyakan dan perbaikan kualitas tanaman, yakni melalui alpukat lokal yang ditanam dari biji diubah varietasnya menjadi tanaman alpukat berjenis Miki dan Aligator.
Alpukat Miki dan Aligator merupakan varietas alpukat yang cepat berbuah dengan produktivitas tinggi, berat buahnya berkisar 0,5-1 kg. Jenis ini sangat adaptif di lingkungan tropis dengan cuaca panas ekstrem wilayah 0-150 MDPL.
Untuk menyambung tanaman alpukat dari biji memerlukan cabang alpukat dengan varietas unggul yang sudah berbuah minimal 3 kali dan bersifat genjah. Alpukat yang sudah disambung pucuk dapat berbuah di usia 3-4 tahun, dibandingkan dengan alpukat dari biji di usia 10-15 tahun. Teknik sambung pucuk merupakan teknik yang efektif untuk kegiatan perkebunan maupun bisnis penjualan bibit.
Tata cara untuk melakukan sambung pucuk mencakup:
- Siapkan tanaman dari biji yang sehat dan berdaun lebat.
- Siapkan plastik sambung pucuk, bisa dari plastik es ataupun plastik PE.
- Siapkan cutter untuk memotong plastik.
- Siapkan entres (cabang/ranting/pucuk alpukat) dari pohon alpukat yang sudah berbuah.
- Belahlah batang alpukat kemudian sambungkan entres.
- Ikatlah dengan benar kemudian berikan sungkup.
- Taruhlah hasil sambung pucuk ke area yang teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung.
- Jangan lupa untuk menyiram tanaman 2 kali sehari di musim kemarau.
Alpukat sendiri merupakan tanaman masa depan. Pasalnya, permintaan buah alpukat terus naik dan harga jual buah maupun bibitnya juga bernilai tinggi. Kegiatan pelatihan ini diharapkan menumbuhkan semangat belajar dan semangat berwirausaha bagi siswa-siswi SKB Grobogan. Kabupaten Grobogan juga selama ini terkenal dengan pertanian padi, namun pertanian alpukat masih jarang ditemui. Padahal, potensi alpukat sangat besar, baik dari penjualan bibit maupun hasil buahnya. Harga bibit alpukat kelas medium berkisar Rp35-50 ribu, sedangkan harga alpukat biasa Rp25-35 ribu per kg. Oleh sebab itu, siswa-siswi dapat mempraktikkan hasil pelatihan ini untuk usaha bisnis penjualan bibit maupun untuk kegiatan perkebunan alpukat.
Alpukat adalah makanan sehat karena semua usia boleh mengonsumsi buahnya. Alpukat adalah emas hijau yang potensinya belum banyak diketahui banyak orang. Pelatihan ini merupakan bentuk usaha dari SKB Grobogan untuk meningkatkan soft skill siswa-siswi SKB Grobogan untuk membekali mereka di masa depan. (Danang Pamungkas, Pamong Belajar SPNF SKB Grobogan)