Multi-peran Penanganan Stunting
Aktif sebagai anggota masyarakat, hub di satuan PAUD, serta pimpinan sebuah organisasi mitra, Dasem berjuang memenuhi hak-hak anak agar bertumbuh dan berkembang optimal.
Prevalensi stunting turun sangat signifikan di Pangandaran. Wajar jika kabupaten ini menjadi wilayah dengan prevalensi stunting terendah di Provinsi Jawa Barat.
Tercatat, tahun 2022 jumlah kasus stunting sebesar 741, sedangkan tahun 2023 turun menjadi 462. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia tahun 2022, prevalensi stunting di Pangandaran adalah 20%, angka yang ditoleransi oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Hal ini dapat terjadi karena program percepatan penurunan stunting dilakukan secara integratif dan holistik. Tidak hanya dinas kesehatan, tetapi juga satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) lain ikut bergerak. Dinas Keluarga Berencana, Dinas Perikanan, dan Dinas Pertanian bersinergi hingga ke desa-desa. Adapun di garda depan, ada tim pendamping kecamatan, yakni pendamping keluarga yang bersentuhan langsung dengan masyarakat (seperti dikutip Tribun Jabar (14/3)).
Kisah tersebut seirama dengan penuturan salah satu peserta PCP Percepatan Penurunan Stunting tahun 2022, Dasem. Meski hanya mengikuti pelatihan secara daring, praktik baik yang telah dilakukannya membuat penguasaan materinya terakselerasi.
Bergerak Bersama untuk Desa
Di tempat Dasem tinggal, Desa Cintaratu, Kecamatan Parigi, percepatan penurunan stunting juga dilakukan bersama SKPD terkait. Mengoptimalkan penggunaan dana desa, percepatan penurunan stunting dilakukan dengan beragam kegiatan, di antaranya memperbaiki infrastruktur desa serta pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana pelayanan sosial dasar bidang pendidikan, kesehatan, serta pemberdayaan perempuan dan anak. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, yakni pemerintahan desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, kader PKK, kader posyandu, bidan desa, guru PAUD/RA, serta masyarakat yang peduli terhadap kesehatan dan pendidikan.
Penanganan stunting di Desa Cintaratu terbagi atas dua jenis intervensi, yakni bersifat jangka pendek dan keluarga. Intervensi jangka pendek terkait dengan masalah kesehatan (gizi spesifik) yang meliputi pemberian makanan tambahan (PMT) kepada semua ibu hamil yang berkekurangan energi protein kronis, pendampingan mengonsumsi tablet tambah darah, dan pembentukan kelas ibu hamil.
Sementara untuk anak baru lahir meliputi pendampingan kepada semua ibu yang memiliki anak usia 0-6 bulan agar mampu memberikan ASI secara eklusif, pembelajaran pola asuh pada anak, serta pemberian makanan tambahan kepada anak. Di samping itu, dilakukan juga pemantauan pertumbuhan bagi anak usia 0-6 bulan oleh kader untuk meningkatkan partisipasi balita ke posyandu, pendataan sasaran, dan pendampingan pemberian makanan tambahan untuk anak kurus.
Adapun intervensi bagi keluarga meliputi penyediaan air bersih, sarana mandi cuci kakus (MCK), pembuangan sampah, dan pengelolaan limbah. Di samping itu, pendidikan gizi seimbang dan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Satuan PAUD Atasi Stunting
Upaya penurunan stunting juga dilakukan di satuan PAUD. Di TK Setiaratu tempatnya bekerja, Dasem aktif menjadi penghubung (hub) terjalinnya jejaring untuk pemenuhan kebutuhan esensial anak usia dini. Kebutuhan tersebut mencakup stimulasi pendidikan, kesehatan dan gizi, pengasuhan, kesejahteraan, serta perlindungan.
Dasem percaya, dengan bersinergi dalam jejaring kemitraan, kebutuhan esensial anak dapat terpenuhi. Kepercayaannya itu dilandasi keinginan kuat untuk memenuhi segenap kebutuhan penting anak pada periode emasnya.
Upaya pencegahan dan penurunan stunting dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pihak terkait, yakni kerja sama dengan puskesmas terdekat, pemerintahan desa, tokoh agama, kader posyandu, bidan desa, serta mengikutsertakan pendidik-pendidik dari lembaga lainnya. Adapun yang dilakukan Dasem dengan jejaring tersebut adalah:
• Melakukan stimulasi, deteksi, dan intervansi dini tumbuh kembang anak (SDIDTK). Hal ini dilakukan dengan beberapa kegiatan, yakni melakukan kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan gizi dan kesehatan, pencegahan kebiasaan pola hidup bersih dan sehat, serta pemberian makanan tambahan pada anak (PMT), seperti bubur kacang, biskuit, dan bubur ayam.
• Mendampingi orang tua dalam beberapa kegiatan, yakni sosialisasi mengenai stunting dan cara mengatasinya, mengadakan kegiatan parenting tiap tiga bulan dengan instansi terkait, serta edukasi tentang pola asuh.
Peran Organisasi Mitra
Sebagai bagian dari jejaring satuan PAUD, peran organisasi mitra sangatlah signifikan. Selain sebagai pendidik, Dasem aktif di organisasi mitra PAUD. Aktivitas Dasem di Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) juga mendukung kegiatan penurunan stunting. Apalagi, Dasem menjabat sebagai ketua di tingkat kecamatan.
Upaya yang dilakukan di lingkup forum guru TK tersebut, yaitu dengan mengaktifkan kegiatan KKG yang rutin dilaksanakan setiap satu bulan sekali. Kegiatan tersebut untuk menyosialisasikan berbagai permasalahan atau pengalaman, serta informasi di bidang kesehatan dan pendidikan untuk meningkatkan status gizi masyarakat. Organisasi tersebut juga melaksanakan sosialisasi tentang pencegahan dan penurunan stunting, khususnya di Desa Cintaratu.
Ketua IGTKI Kecamatan Parigi ini berharap para guru PAUD memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang stimulasi perkembangan anak usia 0-6 tahun, sehingga mereka dapat memberikan layanan yang optimal pada anak, terutama di masa 1.000 hari pertama kahidupan (HPK) serta mengatasi dampak stunting pada anak.
Tujuan Dasem untuk aktif sebagai anggota masyarakat, hub di satuan PAUD, serta pimpinan sebuah organisasi mitra adalah untuk memenuhi hak-hak anak bertumbuh dan berkembang dengan optimal. Dengan memenuhi hak anak, dia juga menunaikan kewajiban sebagai warga negara untuk mendedikasikan segenap kemampuannya sebagai pendidik.