WhatsApp: +62 821-1555-5456

Pentingnya Panduan Implementasi Model Kompetensi Pendidik untuk Anak Usia Dini

“Pemahaman tentang model kompetensi dibutuhkan agar pendidik PAUD dapat mengidentifikasi pelbagai kebutuhannya.”

4 Juli 2024 5 Juli 2024

GuruPAUDDikmas, Jakarta – Upaya peningkatan kompetensi bagi pendidik PAUD terus dilakukan oleh pemerintah. Salah satunya melalui internalisasi “Panduan Operasional Implementasi Model Kompetensi Pendidik untuk Anak Usia Dini” yang diharapkan menjadi dasar pengembangan sumber-sumber belajar bagi peningkatan kompetensi pendidik PAUD sebagai salah satu tugas dan fungsi UPT.
Direktur Guru PAUD dan Dikmas, Kemendikbudristek, Santi Ambarrukmi, menyebutkan, model kompetensi ini sebetulnya tidak hanya diperuntukkan bagi pendidik PAUD tetapi juga guru SD kelas awal karena yang harus dikuasai adalah kemampuan menumbuhkan kemampuan fondasi, yaitu usia 1-8 tahun. Sehingga, sejalan juga dengan kebijakan transisi PAUD-SD.

“Untuk model kompetensi sebetulnya sudah tertuang dalam Peraturan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Perdirjen GTK) Nomor 2626/B/HK.04.01/2023 tentang Model Kompetensi Guru. Akan tetapi, untuk model kompetensi pendidik PAUD sudah dibuat khusus oleh Direktorat Guru PAUD dan Dikmas karena banyak istilah-istilah atau praktik-praktik yang seharusnya dilaksanakan di PAUD yang tidak terakomodasi di model kompetensi yang sudah ada,” ujar Santi dalam “Internalisasi Panduan Operasional Implementasi Model Kompetensi Pendidik PAUD” yang diselenggarakan oleh Direktorat Guru dan Dikmas di Jakarta pada 2-4 Juli 2024.

Santi pun berharap para peserta bisa mempelajari dan memberikan pemahaman dengan baik terkait pendidikan anak usia dini supaya implementasinya tidak salah. ”Kami sangat berharap Bapak/Ibu bisa mendalami panduan ini, karena ini hal yang baru khusus untuk PAUD yang kami pesankan untuk bisa diperhatikan. Apabila PAUD sudah bagus, maka di jenjang berikutnya akan berjalan sendiri. Jika kita punya pemahaman tentang model kompetensi ini, maka bisa mengidentifikasi kebutuhan pelatihan-pelatihan apa saja dan bisa bekerja sama.”, terangnya.

Adapun Fitria Anggriani, narasumber dari tim Staf Khusus Menteri Bidang Isu Strategis menyampaikan bahwa dirinya juga berharap satuan PAUD mengecek kembali kurikulum setiap tahun ajaran baru agar sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. “Rapor pendidikan bisa menjadi sumber data dan refleksi pendidik, meski asesmen kelas juga tetap dibutuhkan. Itulah pentingnya perencanaan berbasis data, dan itu sudah masuk ke dalam model kompetensi guru,” ungkapnya.

WhatsApp Image 2024-07-04 at 14.18.32.jpeg

Fitria juga menekankan agar pendidik dapat mengelola kelas dengan tetap menghargai hak anak, dapat bermitra dengan orang tua dan unit lain agar dapat mendampingi anak usia dini secara optimal, serta dapat membangun kemampuan literasi pada anak usia dini, tidak sekadar baca, tulis, dan hitung. “Indikator tersebut penting untuk dapat memandu perilaku pendidik yang diharapkan dalam mengelola kelasnya. Cakupan tersebut pula yang menjadi rujukan dalam mengembangkan sumber belajar yang sesuai untuk konteks pendidik di PAUD,” imbuhnya.

Sedangkan narasumber lainnya, Wuri tim GTK 01, juga menyampaikan pentingnya fokus pendidik di dalam kelas yang bisa menjadi semangat dari transformasi. “Lebih mendengar peserta didik, lebih fokus kepada mereka. Jadi, lebih melibatkan peserta didik dalam pembelajaran,” ujarnya.

Sementara itu bagi salah seorang peserta, Abu Khaer, Kepala BBGP Provinsi Jawa Timur, mengatakan cara menginternalisasi satu pedoman dikemas dengan variatif dan berbobot. Substansi disampaikan dengan sejumlah strategi, ada konsep yang dibekalkan dan diinternalisasi. ”Interaksi antar peserta dan narasumber juga sangat baik. Acara ini menjadi strategi dalam upaya mendalami atau menginternalisasi sebuah panduan ataupun regulasi-regulasi terkini untuk dipahami secara bersama-sama,” kesannya.

Senada dengan Abu Khaer, Sari Dewi Astuti dari Kepala Sekolah TK Barunawati Kupang, NTT, menyebutkan bahwa kegiatannya sangat menyenangkan, sederhana, namun bermakna. “Kami dapat mudah memahaminya karena dilakukan secara kelompok. Kami bergabung dari berbagai daerah, sehingga belajar untuk menerima keberagaman melalui diskusi-diskusi kecil. Selain materi, ada juga games yang seru, pantun, dan nyanyian, sehingga mengurangi ketegangan yang kami rasakan,” tuturnya.

WhatsApp Image 2024-07-04 at 14.18.31.jpeg

Sebagai infomasi, kegiatan tersebut dihadiri oleh para kepala dan staf BBGP/BGP, serta perwakilan pendidik PAUD dari setiap provinsi yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada UPT dan pendidik PAUD tentang kontekstualisasi implementasi model kompetensi pendidik PAUD pada aspek keterampilan, pengetahuan, dan perilaku yang diharapkan. Kegiatan tersebut diawali dengan pengisian form pemaknaan awal terkait miskonsepsi, dampak yang timbul saat mengalami miskonsepsi model kompetensi, dan bentuk dukungan yang dapat diberikan kepada guru untuk dapat menguasai model kompetensi oleh seluruh peserta.

Pada kegiatan tersebut juga menerapkan studi kasus guna memberikan gambaran jika terdapat masalah yang terjadi di kehidupan nyata. Kasus yang diberikan ini nantinya akan direfleksikan di wilayah masing-masing. Peserta diberi waktu berdiskusi secara berkelompok untuk memberikan solusi terhadap kasusnya, kemudian diberikan penguatan oleh narasumber.

Alhasil, semua peserta yang hadir antusias dan bersemangat mengikuti kegiatan sampai akhir karena dikemas menyenangkan dengan adanya ice breaking yang seru, aktivitas pemantik yang menarik, dan interaksi aktif dengan narasumber. (Nadya Aulia Rahman)

Baca artikel lainnya:

Kembali ke Daftar Artikel