WhatsApp: +62 821-1555-5456

Mengejar Kompetensi dan Kualifikasi Guru PAUD melalui RPL

“Seiring meningkatnya jumlah pendidik PAUD di NTB, peningkatan kompetensi para pendidiknya menjadi hal mutlak untuk dilakukan.”

15 Juli 2024

GuruPAUDDikmas, Mataram – Pendidikan bagi anak usia dini sejatinya memiliki peranan teramat penting bagi masa depan bangsa, terlebih bagi sang anak sendiri. Alhasil, kompetensi nan mumpuni para pendidik usia dini juga amat dibutuhkan demi menjamin kualitas pendidikan pada masa emas tersebut.

“Dasar pendidikan PAUD tidak hanya scientific, melainkan karakter bagi calon pemimpin. Terlebih, perubahan iklim ke depannya juga tergantung dari pendidikan dasar, misalnya mulai dari membuang sampah pada tempatnya,” ujar Wakil Rektor I Universitas Mataram, Prof. Siti Hilyana, pada “Seminar Peningkatan Kompetensi dan Kualifikasi Guru PAUD melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)” di Mataram, NTB (10/7).

Prof. Hilyana juga menyebutkan, jumlah pendidik PAUD di wilayah NTB meningkat tajam hingga 20 persen. “Inilah momentum kita memilih guru PAUD berkualitas. Semoga seminar ini dapat membagi berbagai perspektif. Sehingga, dapat memberikan kesempatan anak-anak PAUD berpikir benar, misalnya tidak boleh mencabut tanaman. Hingga akhirnya, pendidikan selanjutnya akan berjalan lebih mudah karena telah ditanamkan dari usia dini,” ungkapnya.

Prof. Hilyana menambahkan, kebanggaan orang NTB adalah bergelar guru. Karenanya, dirinya merasa berbangga acara tersebut dilaksanakan di NTB yang memiliki lebih dari 500 pulau, yang di dalamnya juga banyak terdapat anak usia dini.

Adapun dalam sambutannya, Direktur Guru PAUD dan Dikmas, Santi Ambarrukmi, yang diwakilkan oleh Ketua Kelompok Kerja Kemitraan dan Pemberdayaan Komunitas, Eko Budi Hartono, menyatakan, sebagai kebijakan prioritas, RPL memiliki tujuan meningkatkan kualitas guru PAUD. “Kami sangat mengapresiasi pihak-pihak terkait yang membantu seminar, mulai dari Universitas Mataram, Balai Guru Penggerak NTB, dinas terkait maupun himpunan/asosiasi. Ini adalah kali keenam diselenggarakannya acara seminar RPL,” bebernya.

Menurut Eko, pada masa emas inilah anak bertumbuh cepat. Oleh karena itu, layanan PAUD berkualitas memiliki peranan penting yang juga didukung dengan guru berkualitas. “Guru perlu memiliki kompetensi agar dapat melakukan pembelajaran dengan baik. Sehingga, mendukung capaian pembelajaran yang positif bagi anak didiknya,” katanya.

Pemerintah, tambah Eko, juga telah melakukan peningkatan kompetensi agar kualitas PAUD tetap terjaga, salah satunya melalui Diklat Berjenjang. “Adapun RPL juga menjadi kesempatan emas bagi pendidik anak usia dini meraih S1 PAUD yang pengalamannya bisa didapatkan dari pendidikan formal dan informal, termasuk Diklat Berjenjang.

Selain menggaungkan RPL, pada acara tersebut para peserta seminar juga mendapatkan penjelasan mengenai Diklat Berjenjang, mulai dari tingkat dasar, lanjut, hingga mahir. Diklat tersebut ditujukan bagi guru PAUD yang belum memiliki latar pengetahuan dan keterampilan tentang PAUD.

Sementara itu Hudiyo Firmanto dari Kelompok Kerja RPL Nasional, Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, turut menegaskan bahwa proses belajar tidak hanya dilakukan di ruang kelas. “RPL mengakui capaian pembelajaran di luar pendidikan formal. Inilah salah satu alternatif pengakuan memperoleh gelar S1 PAUD, yakni dengan mengakui kompetensi sesuai dengan seperangkat standar, kompetensi atau capaian pembelajaran secara parsial,” terangnya.

Hudiyo menambahkan, pemerintah sendiri telah membatasi capaian nilai yang dapat direkognisi hingga 70 persen. Sedangkan lama masa studi RPL tergantung dari capaian pembelajaran calon peserta yang diakui. “Baik dari kuliah, kursus/pelatihan maupun bekerja bisa menjadi capaian pembelajaran yang dipakai untuk menempuh RPL,” pungkasnya.

Sebagai informasi, para peserta seminar tersebut terdiri atas berbagai pihak, dari mulai guru-guru PAUD yang hadir secara luring maupun daring, perwakilan organisasi profesi, Bunda PAUD maupun dinas pendidikan di wilayah Provinsi NTB. (AP)

Baca artikel lainnya:

Kembali ke Daftar Artikel