WhatsApp: +62 821-1555-5456

Jalur RPL Percepat Peningkatan Kompetensi Guru di IKN

Peningkatan kompetensi guru harus dilakukan secara cepat di Kaltim, seiring wilayahnya yang akan menjadi pusat perhatian dunia.

15 Desember 2023

GuruPAUDDikmas, Samarinda – Pemerintah terus mendorong peningkatan kompetensi guru-guru Tanah Air, salah satunya melalui kuliah dengan jalur rekognisi pembelajaran lampau (RPL). Cara mudah dan cepat menuntaskan kuliah ini tentunya amat membantu percepatan kualitas guru yang disesuaikan dengan kebutuhan para peserta didiknya. Tak terkecuali bagi guru pendidikan anak usia dini (PAUD).

Direktorat Guru PAUD dan Dikmas, Kemendikbudristek, sendiri telah melakukan seminar guna menyosialisasikan jalur RPL kali ketiga di Pulau Borneo usai di Kota Semarang dan Surabaya beberapa waktu lalu. Menurut Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Prof. Azainil, seminar tersebut sangat bagus karena banyak guru PAUD yang belum menyandang sarjana sesuai tuntutan peraturan pemerintah. “RPL merupakan implementasi pembelajaran sepanjang hidup untuk meningkatkan jumlah pendidik. Selain itu, masih banyak guru yang kurang memahami IT,” ungkapnya.

Pasalnya, tambah Prof. Azainil, ke depan guru PAUD harus berbasis IT. Terlebih, wilayah Kaltim yang akan menjadi ibu kota negara. “Tercatat, 150 guru PAUD telah mengantongi pendidikan berjenjang yang setara dengan 50 SKS. Makanya, mereka perlu untuk mengikuti jalur RPL,” ujarnya sembari berjanji mengkaji program ini sesuai aturan di perguruan tinggi.

Sementara itu, Direktur Guru PAUD dan Dikmas, Santi Ambarrukmi, menyebutkan dipilihnya Kaltim tak terlepas dari wilayah ini yang akan menjadi pusat perhatian dunia. “Makanya, kami harus menyiapkan guru hebat yang dimulai dari PAUD,” tegasnya.

WhatsApp Image 2023-12-15 at 14.39.15.jpeg

Santi menjelaskan, pihaknya juga berkewajiban menggandeng berbagai pihak untuk menyukseskan jalur RPL, seperti perguruan tinggi, asosiasi guru, dan dinas terkait. Santi juga kembali mengingatkan bahwa kurikulum PAUD tidak boleh ada yang dipaksakan. “Bukan tidak boleh mengenal huruf dan angka, tetapi tidak boleh dipaksakan. Selain itu, transisi PAUD ke SD yang menyenangkan amat membantu guru dalam mendampingi peserta didiknya,” terangnya.
Menurut Santi, periode usia dini tidak akan kembali. “Inilah kesempatan kita membimbing anak-anak. Usia ini amat penting dalam pembentukan fondasi berupa kemampuan dasar. Pada periode inilah kita harus mulai dapat membangun kemampuan dasar anak melalui hal yang sederhana,” bebernya.

Peran penting tumbuh kembang anak, tutur Santi, terdapat pada sosok pendidik yang mendampingi mereka. Menurutnya, tugas guru ini sangat menantang guna menanamkan fondasi tersebut. “Kami berharap kompetensi yang dimiliki guru dapat bermanfaat bagi anak-anak. Kompetensi yang dimiliki ini dapat direkognisi (melalui jalur RPL , red) untuk mendapatkan kualifikasi,” ujarnya.

Sebagai informasi, Direktorat Guru PAUD dan Dikmas sendiri juga telah mengembangkan Diklat Berjenjang sejak 2019. “Diklat ini sangat berguna untuk mendapatkan kualifikasi sehingga bisa direkognisi menjadi 45 SKS. Selain itu, pengalaman mengajar, seminar, dan lainnya pun bisa dijadikan rekognisi,” terang Santi sembari menjelaskan bahwa Diklat Berjenjang ini bakal masuk dalam Platform Merdeka Mengajar.

Adapun Prof. Sofia Hartati, Ketua Asosiasi Pendidikan Guru PAUD Indonesia, turut menjelaskan bahwa pendidikan harus dimulai dari fondasinya, yakni PAUD yang menentukan nasib bangsa. Karenanya, “Pendidikan ini harus mendapat dukungan dari berbagai pihak. PAUD harus diperhatikan serius, salah satu melalui SDM-nya,” ungkapnya.
Tak ketinggalan, Prof. Sofia juga mengimbau perguruan tinggi membuka program RPL agar guru mendapat kemudahan memperoleh gelar sarjana sesuai dengan bidangnya. (AP)

Baca artikel lainnya:

Kembali ke Daftar Artikel