WhatsApp: +62 821-1555-5456

Melesatkan Langkah si Kecil di Tanah Borneo

Pemerintah terus menggenjot pembangunan Ibu Kota Nusantara, tak terkecuali menyiapkan pendidikan generasi emas.

19 Desember 2023

GuruPAUDDikmas, Yogyakarrta – Beberapa waktu lalu Direktorat Guru PAUD dan Dikmas, Kemendikbudristek, menyelenggrakan “Orientasi Teknis Program Peningkatan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD melalui Kemitraan”. Inilah salah satu langkah pemerintah guna memberikan dukungan peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) pendidikan anak usia dini (PAUD), utamanya di wilayah yang nantinya akan menjadi Ibu Kota Indonesia dan sekitarnya melalui bentuk kemitraan.

Salah seorang peserta, Yuyun Yuliati, berharap melalui kegiatan tersebut dirinya dapat menjadi seorang pengajar yang berkompeten, serta meningkatkan kualitas diri dalam pembalajaran di PAUD untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa dengan pondasi yang kuat. “Saya berharap dapat meningkatkan pemahaman tentang Implementasi Kurikulum Merdeka PAUD, mencari referensi program unggulan yang ada di lembaga PAUD mitra, serta meningkatkan kemampuan mengelola manajerial dalam satuan PAUD,” ujarnya.

Pendidik TK Harapan Bunda, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur ini pun berkisah menyoal terbentuknya lembaga tersebut di wilayahnya yang disebabkan banyaknya anak usia dini yang belum tertampung, membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitarnya, serta permintaan orang tua. Selain itu, “Karena penduduk padat, maka kami berpikir sasaran untuk mengembangkan lembaga PAUD lebih optimal,” kata Yuyun.

Memfungsikan bangunan kosong puskesmas yang tidak terpakai, lembaga tersebut kini telah berkembang menjadi 3 layanan PAUD, yakni kelompok bermain, taman kanak-kanak, dan taman pengasuhan anak. “Peningkatan jumlah peserta didik setiap tahun bertambah,” jelas Yuyun.
WhatsApp Image 2023-12-13 at 09.19.11.jpeg

Meski, tambah Yuyun, sebagian masyarakat sekitar belum memahami pentingnya PAUD karena masih berpikir kekhawatiran putra putrinya akan bosan jika terlalu cepat masuk TK. Selain itu, masih terdapat miskonsepsi dalam keinginan orang tua terhadap lembaga PAUD, yakni anak dapat membaca, menulis, dan berhitung setelah selesai mengikuti kegiatan proses pembelajaran di TK, serta anak dianggap belajar jika melakukan kegiatan menulis dengan alat tulis.

Oleh karena itu, Yuyun kerap memberikan pemahaman kepada orang tua dan masyarakat tentang pentingnya PAUD dengan cara menyosialisasikan melalui media sosial, pertemuan di paguyuban orang tua, serta dari pintu ke pintu warga sekitar lembaga. Di samping itu, pihaknya juga merutinkan kegiatan parenting dan komunitas belajar, serta menjalin kemitraan dengan instansi/lembaga/perusahaan terkait.

Menyadari tugas guru adalah mulia dan merupakan panggilan hati, Yuyun mengaku selalu senang melakoni profesinya dengan membangkitkan minat belajar peserta didik dan menyelenggarakan pembelajaran yang asyik dan menarik. “Dengan keterlibatan secara maksimal, maka akan menghasilkan kegiatan yang bermakna,” ujarnya.

Senada dengan rekannya, pendidik Yenni Rahmadani berharap dapat mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru dari kegiatan tersebut yang nantinya bisa diterapkan di daerahnya. “Karena lingkungan keluarga saya rata-rata guru PAUD dan hobi saya menari, membuat saya tertarik menjadi guru PAUD,” ungkapnya.

Menjadi guru sejak 2006, Yenni pun berkisah menyoal suatu kejadian di sekolah saat anak-anak ribut kelas. “Kemudian saya diam di luar, terus anak-anak tersebut langsung datang menghampiri dan meminta maaf sambil memeluk saya. Saya takjub ternyata anak-anak sangat berempati kepada saya,” tuturnya haru.
Yenni pun mengaku sangat senang membimbing anak-anak karena membuat mereka pintar, menjadi mandiri, serta percaya diri. Seperti harapan guru swasta lainnya, Yenni juga berkeinginan lebih sejahtera ke depannya, semisal diangkat menjadi PPPK. (AP)

Baca artikel lainnya:

Kembali ke Daftar Artikel