GuruPAUDDikmas, Semarang – Melibatkan warga pada pendidikan anak, memang tidaklah mudah. Apalagi di Kelurahan Pedurungan Kidul, Kota Semarang, yang sebagian besar warganya kaum urban, pindah dari desa ke kota untuk tujuan mencari nafkah. Sebagian besar dari mereka adalah lulusan SMP dan SMA, secara ekonomi dikategorikan di bawah keluarga sejahtera 1 (KS1) dan tinggal di kontrakan/kos di sekitaran RW 01 Kelurahan Pedurungan Kidul. Buruh cuci gosok, buruh pabrik, dan pedagang kaki lima adalah pekerjaan terbanyak warga urban.
Namun, tidak demikian bagi Suhendro yang merasakan sendiri betapa pendidikan mempengaruhi kemajuan hidupnya. Hingga akhirnya, pada 2008 Suhendro mendirikan Pos PAUD agar anak-anak usia pra sekolah mendapatkan hak pendidikannya.
Awalnya, kegiatan belajar dilaksanakan di area kediaman Suhendro. Di halaman rumah, dengan menggunakan alat permainan seadanya yang digelar bongkar pasang, kemudian dilakukan di teras. Beberapa tahun kemudian kegiatan belajar pindah ke garasi, hingga pada tahun 2015 didirikan bangunan permanen yang digunakan sampai sekarang.
Alhasil, anak-anak yang dulunya hampir sepanjang hari bermain di gang kampung, kini berbeda. Pagi hari, mereka ada di POS PAUD yang diberi nama Mekarsari.
Butuh Peran Masyarakat
Pepatah Afrika mengatakan, “it takes a village to raise a child” yang kira-kira bermakna, “perlu banyak orang (sekampung) untuk mendidik seorang anak”. Membangun lingkungan yang aman, menyenangkan, dan sehat untuk anak-anak bertumbuh serta menanam benih mimpi untuk diwujudkan kemudian hari, memerlukan kerja harmonis sekampung. Tidak saja serumah.
Ditambah lagi, adanya alasan PAUD tidak penting, “langsung saja ke sekolah dasar”, kata mereka. Namun, karena pengelola PAUD sendiri adalah warga yang sekaligus kader PKK kelurahan, beragam strategi pelibatan orang tua dilakukan. Hingga akhirnya, lama-kelamaan orang tua mau memasukkan anak-anaknya ke PAUD dan aktif dalam beberapa kegiatan PAUD.
Strategi pun dijalankan pengelola PAUD, sebut saja pengolahan makanan sehat bergizi untuk anak, pelatihan kerajinan tangan yang dapat dijual, dan kerja sama dengan Posyandu.
Kesehatan yang Utama
Namun sayangnya, anak-anak di kelurahan ini sering sakit, semisal batuk dan pilek. Meski sakit, anak-anak ini tetap diantar orang tuanya ke Pos PAUD. Merasa lebih aman, sekaligus dapat belajar bersama guru dan temannya menjadi pertimbangan para orang tua.
Hal ini pun menjadi perhatian pengelola Pos PAUD Mekarsari. “Bagaimana bisa optimal berkembang, kalau tubuhnya tidak sehat,” ujar Siti Rubiatun yang ditunjuk sebagai kepala POS PAUD. Pernyataan ini diamini oleh guru-guru.
Merasa tidak mampu menunaikan tugasnya sendiri, Pos PAUD Mekarsari mulai membangun jejaring kemitraan di bidang kesehatan dengan puskesmas. Adapun kegiatan kerja sama dengan puskesmas adalah deteksi dini tumbuh kembang anak (DDTK), praktik hidup bersih sehat (PHBS), pemberian makanan tambahan (PMT) sehat dan bergizi, dan pelayanan kesehatan lainnya.
Misalnya dalam kegiatan PMT, makanan dimasak oleh orang tua agar mereka makin memahami pentingnya makanan sehat dan bergizi, serta cara pengolahannya. Adapun biaya pengolahan makanan ini diberikan oleh Pos PAUD, sehingga orang tua mendapat tambahan penghasilan.
Sementara itu PHBS ditekankan untuk merawat kesehatan diri, seperti cuci tangan, gosok gigi, dan membuang sampah pada tempatnya. Sedangkan DDTK dilakukan tiap tiga bulan sekali oleh Puskesmas Tlogosari Wetan.
Tidak hanya pelaksanaan perawatan kesehatan dan gizi, Pos PAUD rutin memberikan laporan adanya penyakit dan pelayanan kesehatan kepada peserta didik. Pelaporan tersebut meliputi status kesehatan guru dan peserta didik yang terjangkit penyakit menular, termasuk Covid 19, serta segala bentuk pelayanan kesehatan, seperti imunisasi dan pemberian obat-obatan.
Terus Berbenah
Setelah menempuh lika-liku perjalanan, Pos PAUD Mekarsari kini menempati bangunan permanen milik Suhendro yang cukup luas. Pos PAUD juga telah memiliki izin operasional yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Semarang pada 2014.
Pos PAUD Mekarsari kini terus berbenah dan mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan dan belajar mandiri. Tahun 2019 Pos PAUD Mekarsari mendapatkan akreditasi A dari BAN PNF, sedangkan pada 2021 meraih juara nasional penilaian asesmen ASTRA Internasional dan memperoleh bantuan dari sumber dana donatur.
Menginjak usia 14 tahun, Pos PAUD Mekarsari yang kini dikelola oleh putri Suhendro, Ajeng, memprioritaskan layanan gizi dan kesehatan sebagai program unggulan PAUD. Pasalnya, dengan kondisi tubuh yang sehat, terbukti peserta didiknya dapat bertumbuh dan berkembang dengan optimal. Yang terpenting, kini orang tua peserta didik Pos PAUD Mekar Sari makin sadar pentingnya merawat kesehatan dan memperhatikan gizi demi anak yang cerdas, ceria, dan berakhlak mulia. (Sri Lestari Yuniarti, Pos PAUD Mekar Sari)