GuruPAUDDikmas, IKN – Sejak IKN disahkan menjadi Ibu Kota Negara melalui UU Nomor 3Tahun 2023, Direktorat Guru PAUD dan Dikmas selaku instansi pembina guru PAUD mulai melakukan pemetaan kompetensi dan kualifikasi guru PAUD di seputar wilayah tersebut. Guru PAUD harus berbenah diri agar wajah IKN dihiasi dengan guru-guru yang kompeten. Transformasi daerah menjadi IKN tidak saja dilakukan pada bidang fisik, bangunan, dan infrastuktur, namun harus diiringi dengan transformasi sumber daya manusia.
Hasil dari pemetaan kompetensi dan kualifikasi yang dilakukan direktorat bersama para akademisi dan praktisi merekomendasikan berbagai program. Salah satunya adalah program peningkatan kompetensi guru PAUD melalui kemitraan untuk pendidik dan tenaga kependidikan di wilayah IKN. Para pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) PAUD di IKN berkalaborasi dengan Provinsi D.I. Yogyakarta untuk meningkatkan kompetensinya dalam mengimplementasikan praktik pembelajaran, pengembangan anak usia dini holistik integratif dan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan sejak tahun lalu.
"Kegiatan ini adalah bentuk nyata kolaborasi antara pendidik dan tenaga kependidikan dari berbagai daerah untuk menciptakan inovasi dalam pembelajaran," ujar Direktur Guru PAUD dan Dikmas, Santi Ambarrukmi, dalam “Kegiatan Unjuk Karya Inovasi Pembelajaran Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD Pembelajar Angkatan I” di IKN, Kalimantan Timur (8/11).
Adapun dalam sambutan pembukaannya, Deputi Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN, Alimuddin, menekankan pentingnya pengenalan pola kehidupan di IKN kepada anak-anak. "Kita harus mengedepankan anak-anak untuk mengembangkan cita-citanya sendiri, bukan cita-cita orang tua," ungkapnya.
Sebagai informasi, kegiatan yang menghadirkan 24 lembaga PAUD pembelajar dari beberapa kecamatan di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kertanegara itu juga dihadiri oleh Direktur Inovasi, Mark Heyward, Direktur Pelayanan Dasar Otorita IKN, Suwito, Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Kalimantan Timur, Wiwik Setyawati, serta Laila Yudiati dari Department of Foreign Affairs and Trade.
Rangkaian “Unjuk Karya” itu menampilkan berbagai bentuk kreativitas dari para pendidik dan peserta didik, seperti tarian, menyanyi, dan pameran hasil pembelajaran. Selain itu, di sekitar lokasi acara juga dihiasi oleh 24 stand dari sekolah-sekolah yang telah mendapatkan pendampingan, yang menunjukkan hasil inovasi dalam praktik pembelajaran.
Tidak hanya pameran, kegiatan itu juga menghadirkan ggelar karya yang tidak kalah seru dan unik. Tiap sekolah mewakilkan satu pendidik atau tenaga kependidikannya untuk menampilkan, mendemonstrasikan, atau memperkenalkan praktik baik atau inovasi yang telah diterapkan di tiap satuan pendidikannya. Inovasi ini berfokus pada cara-cara baru dalam mendukung proses belajar mengajar. Tujuannya agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, mengembangkan metode atau cara baru untuk membantu anak-anak belajar lebih baik sesuai dengan karakteristik perkembangan mereka, meningkatkan kreativitas pendidik, mengajak pendidik untuk lebih kreatif dalam mengembangkan kegiatan yang mendukung pembelajaran yang menyenangkan dan efektif, meningkatkan pemahaman tentang kurikulum PAUD, mengoptimalkan pelaksanaan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak, mendorong kolaborasi dan berbagi engetahuan, serta membangun komunitas pendidik yang saling berbagi pengalaman dan ide inovatif.
Bentuk dari inovasi yang ditampilkan saat gelar wicara berupa inovasi metode pengajaran, pengembangan media pembelajaran, inovasi dalam manajemen kelas, serta penerapan teknologi dalam pembelajaran.
Dengan adanya kegiatan tersebut, diharapkan pendidikan di PAUD dapat lebih berkualitas, merangsang kreativitas anak, dan memenuhi kebutuhan perkembangan mereka secara optimal. Inovasi dalam pembelajaran PAUD diharapkan tidak hanya meningkatkan hasil belajar anak, tetapi juga meningkatkan profesionalisme para pendidik.
Terlebih, dengan semangat kolaborasi dan dukungan berbagai pihak, pendidikan anak usia dini di IKN diyakini akan menjadi contoh praktik pembelajaran inovatif yang bisa diterapkan secara nasional. Adapun sebagai tindak lanjut dari program tersebut, akan dipilih beberapa PAUD pembelajar yang akan menjadi PAUD mitra bagi guru PAUD lain yang belum berkesempatan mengikuti program peningkatan kompetensi melalui kemitraan tersebut. (**)