WhatsApp: +62 821-1555-5456

Mendorong Pembelajaran Kreatif via Mendongeng

“Melalui Bimtek, guru dibekali cara menyampaikan materi kepada anak usia dini sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya.”

14 Desember 2024

GuruPAUDDikmas, Jakarta – Masa anak usia dini adalah periode emas bagi perkembangan fisik, kognitif, bahasa, sosial, dan emosionalnya, atau lebih dikenal dengan golden age. Pada tahap itu, pendidik pendidikan anak usia dini (PAUD) memainkan peran yang sangat penting dalam membangun fondasi berbagai kemampuan dasar anak. Menyadari pentingnya kompetensi guru PAUD, Direktorat Guru PAUD dan Dikmas menggelar “Bimbingan Teknis Calon Pelatih Diklat Teknis Mendongeng dan Perkembangan Otak Anak” di Jakarta pada 10-13 Desember 2024.

Bimbingan Teknis itu tidak hanya mencakup teori, tetapi juga metodologi dan praktik. Metode yang digunakan meliputi presentasi, diskusi kelompok, dan simulasi untuk memastikan peserta dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh.
“Bimtek Calon Pelatih ini bertujuan untuk mencetak pelatih di tingkat provinsi, sehingga pelatihan ini dapat meluas dan memberikan dampak yang signifikan,” ujar Sri Lestari Yuniarti, penanggung jawab kegiatan tersebut.

Kegiatan tersebut diikuti oleh 99 peserta dari 33 UPT di lingkungan Direktorat Jenderal Guru PAUD dan Dikmas, Kemdikbudristek. Mereka terdiri dari praktisi dan akademisi PAUD yang memiliki kapasitas sebagai pelatih di bidang mendongeng dan perkembangan otak anak (POA). Kedua diklat teknis itu telah disiapkan sejak 2021, dan pada akhirnya terwujud di tahun ini.

“Untuk percepatan pelatihan, perlu adanya pengembangan sistem pelatihan mandiri yang sudah tersedia pada platform yang telah disediakan sejak tahun 2022,” ujar Bardiati yang mewakili Direktur Guru PAUD dan Dikmas, dalam sambutannya.
Meski, tambah Bardiati, masih banyak guru yang belum memanfaatkan platform tersebut. Bardiati pun menekankan bahwa pemahaman guru tentang perkembangan otak anak sangat penting. “Pengetahuan ini membantu guru memahami cara menyampaikan materi kepada anak usia dini tanpa unsur pemaksaan. Dengan memahami perkembangan otak anak, guru bisa memberikan pembelajaran yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak,” jelasnya.

Kegiatan itu menghadirkan sejumlah narasumber ahli, antara lain Heru Prakoso (praktisi mendongeng Teater Bonekaria, Jakarta) dan Nita Priyanti (akademisi Universitas Pancasakti, Bekasi). Keduanya berkolaborasi memberikan materi terkait dengan mendongeng ditinjau dari sisi teori dan praktik.

Lain halnya dengan Diklat Teknis POA yang menghadirkan Anne Gracia dan Ummaimah dari Yayasan Andhara Talli Panthea. Kedua diklat ini didampingi oleh Rini Mintarsih yang merupakan praktisi pendidikan.

Menurut Nita Priyanti, mendongeng adalah metode pembelajaran efektif yang disukai hampir semua anak. “Mendongeng membantu guru menyampaikan materi secara menyenangkan dan mudah dipahami anak. Dalam diklat ini, guru dibekali konsep mendongeng, strategi efektif dengan media sederhana, serta cara mengintegrasikan mendongeng ke dalam proses pembelajaran,” ujarnya.

Selain mendongeng, fokus lain dalam bimtek tersebut adalah perkembangan otak anak (POA). Program itu bertujuan membekali calon pelatih dengan pengetahuan mendalam mengenai tahapan perkembangan otak anak dan cara mengimplementasikannya dalam kegiatan belajar-mengajar. Metode pembelajaran mencakup diskusi kelompok, simulasi, studi kasus, praktik langsung, dan refleksi.

Menurut Anne Gracia, kegiatan Bimtek POA merupakan terobosan karena mempersiapkan secara merata di seluruh Indonesia. “Bimtek kali ini pesertanya berbeda, peserta yang super aktif dan sudah terpapar dengan teknologi. Mereka berasal dari daerah yang terkendala, tidak memiliki tenaga ahli POA di daerahnya. Mereka butuh sekali semua informasi yang menolong anak di tempat di mana rujukan bukan menjadi pilihan,” tuturnya.

Anne berharap, Direktorat Guru PAUD Dikmas tetap setia menjalankan tugas-tugasnya, termasuk secara gigih mengembangakan modul-modulnya serta berkembang secara konsisten berkesinambungan. “Kami dan Direktorat juga menginginkan setiap ilmu yang diberikan kepada peserta bisa diimbaskan dan mempunyai dampak baik di daerah masing-masing. Maka, yang kita nantikan adalah respons balik dari guru dan masyarakat setelah para peserta ini pulang dan melatihkan apa yang diberikan. Justru semakin banyak mereka menceritakan problem, berarti pekerjaan ini sedang bergerak di mana pun daerahnya, sehingga keberhasilan bimtek bisa diukur,” terangnya.

Dengan kegiatan tersebut, Direktorat Guru PAUD dan Dikmas berharap tercipta calon pelatih kompeten yang mampu menguasai teknik mendongeng sebagai metode pembelajaran kreatif, menyampaikan materi perkembangan otak anak secara efektif, dan mendukung perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak secara optimal. “Program ini sangat bermanfaat bagi guru PAUD. Mendongeng bukan sekadar bercerita, tetapi juga alat yang kuat untuk menanamkan nilai, membangun imajinasi, dan mengembangkan kemampuan berpikir anak,” tutup Nita Priyanti.

Bimbingan Teknis tersebut menjadi langkah strategis untuk memastikan kualitas pendidikan PAUD yang lebih baik di Indonesia melalui peningkatan kompetensi guru dan pelatih. Dengan pemahaman yang kuat tentang perkembangan otak anak dan strategi mendongeng yang efektif, guru PAUD diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna dan menyenangkan. (**)

Baca artikel lainnya:

Kembali ke Daftar Artikel