WhatsApp: +62 821-1555-5456

Bahasa Daerah Kembangkan Identitas dan Kebudayaan

Selain belajar berbahasa, anak-anak juga mendapatkan wawasan budaya, nilai-nilai, dan local wisdom yang terkandung dalam bahasa daerah.

27 Oktober 2023
**GuruPAUDDikmas, Malang** – Bahasa adalah jendela dunia yang membawa kita ke dalam keanekaragaman budaya. Demikian juga dengan bahasa daerah yang merupakan salah satu harta karun budaya yang perlu dilestarikan. Di zaman globalisasi seperti sekarang, bahasa daerah sering kali terpinggirkan, bahkan terancam punah. Namun, ada upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga bahasa daerah tetap hidup dan melestarikannya untuk generasi mendatang, yaitu melalui pendidikan anak usia dini (PAUD). Anak-anak PAUD adalah generasi penerus yang sangat malleable. Mereka memiliki kemampuan luar biasa dalam menyerap pengetahuan dan budaya. Salah satu cara yang efektif untuk memperkenalkan dan memperkuat pemahaman mereka tentang bahasa daerah adalah dengan membacakan cerita dan kisah menarik dalam bahasa daerah masing-masing. Inilah yang dilakukan di Balai Bahasa Provinsi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang menerbitkan kisah-kisah bagus dalam dua bahasa, yaitu bahasa daerah dan bahasa Indonesia yang peruntukannya dikhususkan bagi kanak-kanak. Ketika anak-anak ini dibacakan dan berinteraksi dengan kisah dalam bahasa daerah, mereka tidak hanya belajar tentang bahasa, tetapi juga mendapatkan wawasan tentang budaya, nilai-nilai, dan local wisdom yang terkandung dalam bahasa tersebut. Bahasa daerah sering mengandung unsur-unsur yang menjadi identitas lokal, dan juga merupakan cerminan dari cara hidup, sejarah, dan pandangan dunia masyarakat setempat. Selain menjaga bahasa daerah tetap hidup, pendekatan ini juga memiliki manfaat lain yang tak kalah penting, yaitu membangkitkan kepekaan perasaan atau dalam bahasa Jawa sering disebut ”nggugah roso”. Dalam proses belajar dan berinteraksi dengan kisah dalam bahasa daerah, anak-anak menjadi lebih terhubung dengan akar budayanya. Mereka akan merasa lebih dekat dengan nenek moyang, memahami tradisi-tradisi yang diteruskan, dan menghargai nilai-nilai yang dianut oleh komunitas mereka. Dalam konteks bahasa Jawa, membacakan kisah dalam bahasa daerah juga dapat dianggap sebagai bentuk ”nguri-uri budoyo” yang menghidupkan budaya dan tradisi nenek moyang. Hal ini tidak hanya akan membantu mereka tumbuh sebagai individu yang lebih baik, tetapi juga mendukung pembentukan masyarakat yang lebih harmonis. Sebagai contoh, ketika anak-anak mengenal kisah-kisah dalam bahasa daerah, mereka mungkin akan lebih memahami nilai-nilai, seperti gotong royong, kesederhanaan, atau rasa hormat kepada orang tua dan sesama. Kondisi ini tentu berbeda satu dan lainnya dalam keragaman tradisi yang ada di Indonesia. Namun, akan lebih terpatri di hati anak-anak jika diucapkan dalam bahasa daerah masing-masing yang lebih lekat dengan kehidupan keseharian. Dalam budaya Jawa, gotong-royong adalah prinsip utama yang membentuk keselarasan dalam masyarakat. Kondisi tersebut berusaha ingin selalu merasa ”rukun” ketika saling membantu dan berbagi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya untuk masyarakat Sunda, kesederhanaan adalah ciri khas yang dihormati, masyarakat tumerah karena nilai-nilai sederhana sangat dijunjung tinggi. Di Minangkabau, adat dan raso sederhana menjadi pedoman penting dalam hidup. Lalu sifat simplicity adalah kebanggaan dalam budaya Bugis, yakni ringkes adalah cara hidup yang dijunjung tinggi. Sedangkan pada masyarakat Dayak, alus adalah kunci penting dalam bersosialisasi, yang berarti bersikap sopan santun dalam berinteraksi dengan sesama. Itulah beberapa kearifan lokal yang biasanya terdapat dalam kisah-kisah anak dalam bahasa daerah sebagai akar budaya. Di lembaga PAUD Amanah Bunda Lawang, Malang, terlihat upaya sungguh-sungguh dalam menjaga kearifan lokal dan melestarikan budaya Jawa Timur. Lembaga PAUD ini telah menerapkan praktik baik dengan membacakan cerita-cerita dalam bahasa Jawa Timur. Hal tersebut memungkinkan anak-anak merasakan dan memahami nuansa bahasa daerah mereka. Proses membacakan cerita dalam bahasa Jawa Timur tidak hanya menjadi pengantar bagi anak-anak terhadap bahasa daerahnya, tetapi juga membantu mereka terhubung dengan warisan budaya nenek moyang. Kehadiran cerita-cerita ini bukan sekadar hiburan, melainkan juga menjadi jendela yang membuka cakrawala pemahaman mereka terhadap kekayaan budaya yang ada di sekitarnya. Lebih menarik lagi, praktik ini juga mendorong anak-anak untuk berinteraksi dengan guru mereka menggunakan basa krama (halus). Meskipun mereka mungkin hanya bisa mengucapkan beberapa kata, namun ini adalah langkah awal yang sangat berarti dalam mengasah kemampuan berbahasa yang santun. Tentunya, ini menciptakan suasana anak-anak merasa nyaman untuk berkembang dalam bahasa daerah mereka, sebuah aset berharga dalam mewarisi budaya dan kearifan lokal. Melalui pendekatan ini, PAUD Amanah Bunda Lawang tidak hanya mengajarkan bahasa daerah kepada anak-anak, tetapi juga membantu mereka menggali akar budaya dan merasa bangga dengan identitas budaya sendiri. Dengan cara ini, PAUD Amanah Bunda Lawang mendorong anak-anak untuk menjadi warga yang cinta budaya dan memiliki kesadaran yang kuat tentang nilai-nilai tradisional yang telah menjadi bagian integral dari budaya Jawa Timur. (Redite Kurniawan, PAUD Amanah Bunda Lawang)

Baca artikel lainnya:

Kembali ke Daftar Artikel