Yang Tersisa Dari Apresiasi

Tanpa disadari, kehadiranku selama enam hari di akhir bulan November 2022 dalam ajang Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan, ternyata ada sesuatu di luar dugaan yang tak terbayang sebelumnya. Selain memperoleh piagam dan hadiah juga mendapatkan pengalaman yang sangat berharga menjadi salah satu penilik inspiratif dari total 20 penilik yang diikut acara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

 Jika ada waktu untuk menginventarisasi, ada sederet perolehan yang menyertainya. Bayangkan, di tempat terhormat itu kita dipertemukan dengan kawan dari berbagai daerah di tanah air. Mereka adalah insan-insan hebat di bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Bukankah mereka datang sudah diseleksi oleh yang berwenang? Ya, mereka datang dipanggil oleh Direktorat Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat untuk menyampaikan gagasan berlian demi pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat. Bagiku, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari mereka, memperoleh kesan mendalam yang akan mewarnai perjalanan hidup. Mereka banyak menginspirasi tentang bagaimana menjadi guru dan tenaga kependidikan yang mumpuni. Di samping itu kami mendapatkan pendampingan yang sangat luar biasa dari pejabat dan petugas Kemendikbudristek. Dengan sabar mereka mengarahkan kami pada setiap agenda yang telah disusun. Mereka tak kenal lelah mendampingi hingga kegiatan selesai. Bagi kami kesigapan panitia perlu mendapat apresiasi.

 Meskipun dipertemukan dalam waktu singkat tetapi berkualitas, maka banyak yang kita serap. Seorang sahabat yang baru aku kenal, tak segan memberikan tips berharga tidak saja soal apresiasi tetapi pengalaman-pengalaman mereka di lapangan sebagai penilik. Mereka tak segan "membimbing" agar aku berjalan sesuai rel. Hubungan dengan mereka bak saudara. Aku yang baru tiga tahun terjun di bidang yang sekarang sedang digeluti merasa tertantang. Betapa menjadi tenaga kependidikan di Pendidikan Nonformal (PNF) tidak mudah yang dibayangkan orang selama ini, khususnya menjadi penilik PNF.

 Masih banyak yang harus diperbaiki agar tugasku sebagai penilik tidak sekedar mengikuti peraturan tentang kepenilikan, tetapi filosofi sebagai penilik harus dipegang erat-erat. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh kawanku, bahwa tugas penilik mencakup segala bidang. Ibarat lapangan, seperti lapangan golf, katanya. Kata lapangan golf dipilih untuk membedakan dan membandingkan dengan lapangan bola, lapangan voli, dan sejenisnya yang ukurannya sudah menentu. Menjadi penilik tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Kerja penilik bisa dimana saja, kapan saja bersama siapa saja. Begitu juga yang terjadi dengan belajar. Belajar bisa dengan siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Belajar sepanjang hayat, karena pada dasarnya kita adalah insan pembelajar. Prinsip pendidikan masyarakat melekat dan mendarah daging di kalangan peserta apresiasi.

  Sisi lain dari ajang apresiasi adalah tidak seperti lomba. Dalam lomba masing-masing ingin menang. Yang satu ingin mengalahkan yang lain. Ada persaingan di sana. Muncul intimidasi untuk menjatuhkan mental lawan. Di luar itu ada yang menempuh berbagai cara untuk menjadi juara. Sifat lomba tersebut  diabaikan dalam apresiasi yang baru saja dilalui kemarin. Dalam apresiasi tidak ada yang merasa menang, sebaliknya tidak ada yang dikalahkan. Dalam Bahasa Jawa yang pernah aku dengar ada istilah "menang tanpa ngasorake". Menang tanpa mengalahkan lawan. Apresiasi ini sebagai ajang pemberian penghargaan kepada guru dan tenaga kependidikan inspiratif yang telah akses platform merdeka mengajar (PMM) dan mengaktifkan belajar.id serta menerapkan pembelajaran diferensiasi dalam rangka peringatan Hari Guru Nasional tahun 2022.


Ada hal-hal penting yang aku catat dalam "buku harianku".

- aku datang di tempat yang baru,

- aku melihat pemandangan yang belum aku lihat sebelumnya,

- aku punya banyak kawan baru,

- aku punya pengalaman baru, dan

aku tak sanggup lagi menulis hal baru yang diperoleh dari perhelatan kemarin.

Sekiranya Allah SWT mengabulkan, aku akan tetap menekuni dunia yang telah mengantarkanku di tempat yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya yaitu Ajang Apresiasi GTK. Berkat dorongan orang baik yang ada di sekelilingku, hal yang tidak terbayang menjadi nyata.

 

Penulis

Siti Umihani, M.Pd

Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Banten

Email: sitiumihani44@gmail.com

Kurator Bahasa:

M. Dzaky F. Surapranata

Isniyanti Sulistiani