**GuruPAUDDikmas, Mataram – **Kuliah melalui jalur rekognisi pembelajaran lampau (RPL) merupakan salah satu upaya peningkatan kualifikasi guru. Kemendikbudristek melalui Direktorat Guru PAUD dan Dikmas telah menyelenggarakan Diklat Berjenjang sebagai salah satu capaian pembelajaran yang dapat diakui dalam RPL.
Dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kartika Rinakit Adhe, menyebutkan di wilayah Surabaya terdapat 2.641 satuan PAUD dengan 33 persen pendidiknya hanya lulusan SMA. “Komitmen penyelenggara PAUD cukup tinggi, namun pendidik belum mencukupi. Akhirnya, Unesa dan Dinas Pendidikan Kota Surabaya bersinergi menyelenggarakan RPL,” ujarnya dalam “Seminar Peningkatan Kompetensi dan Kualifikasi Guru PAUD melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau Provinsi Nusa Tenggara Barat” di Mataram, Nusa Tenggara Barat (10/7).
Kartika menjelaskan, praktik baik penyelenggaraan RPL sendiri dilakukan secara hybrid. Demikian juga dengan penyelenggaran kuliah yang tidak hanya digelar di kampus, melainkan juga di dinas pendidikan. “Kolaborasi ini memberikan beasiswa penuh terhadap guru-guru di Surabaya yang mengikuti RPL dengan persyaratan telah menjadi guru PAUD atau lainnya, minimal lulus SMA dan berusia minimal 22 tahun,” terangnya.
Adapun Miftahudin, Kepala Bidang GTK Dinas Pendidikan Kota Semarang, menjelaskan bahwa pemerintah Kota Semarang telah menyelenggarakan praktik baik dalam mendukung kompetensi guru PAUD. Diketahui, jumlah pendidik S1 PAUD tahun 2021 sebanyak 1.873 dari total 2.303, lalu menjadi 2.066 dari total 2.567 guru PAUD pada 2022. Sedangkan jumlah pendidik PAUD yang belum mencapai S1 mengalami penurunan dari 7 menjadi 5 persen.
Menurut Miftahudin, upaya meningkatkan para guru tersebut dijalankan melalui strategi PDCA, yakni kependekan dari Plan, Do, Check, dan_ Act_, (rencanakan, kerjakan, pemeriksaan, dan tindak lanjut) yang merupakan siklus peningkatan proses yang berkesinambungan, seperti lingkaran yang tidak ada akhirnya. “Kami menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, seperti asosiasi/himpunan, dunia usaha (CSR), puskesmas untuk layanan kesehatan, kepala sekolah dalam pembelajaran, dan perguruan tinggi,” terangnya.
Adapun berbagai praktik baik yang telah dilakukan dinas pendidikan, seperti optimalisasi pembelajaran, pengimbasan sekolah penggerak, memfasilitasi coaching untuk pendaftaran guru dan sekolah penggerak, pendampingan pengawas dan penilik, penyelesaian PMM guru PAUD, serta mengadakan lomba peningkatan kualitas pendidikan. Selain itu, “Kami juga memberikan bantuan transpor sebesar Rp150 ribu setiap bulan dan bantuan insentif Rp300 ribu per bulan kepada lebih dari 2.000 guru PAUD,” kata Miftahudin.
Sementara itu pengalaman mengikuti RPL turut disampaikan oleh Linda Suriani. Kepala TK Al Falaah Lombok Timur ini mengatakan, motivasi dirinya mengikuti RPL dikarenakan ingin melinearkan pendidikan sebelumnya dan memperdalam pengetahuan PAUD. “RPL ini memberikan peluang karir ke depannya bagi saya. Saya pun merasa nyaman dan bahagia sebagai guru PAUD,” ungkapya.
Selain memperoleh ijazah yang relevan dengan kualifikasi guru PAUD, menurut Linda, dirinya mendapatkan banyak manfaat melalui RPL. Misalnya, mendapatkan ilmu dan pengetahuan tentang PAUD yang lebih terarah, memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang tugas dan tanggung jawab seorang guru PAUD.
mendapatkan pengalaman praktis dalam menerapkan metode pengajaran yang efektif pada pendidikan anak usia dini, lulus lebih cepat, biaya lebih hemat, dan waktu kuliah yang fleksibel. “Saya juga telah mengikuti Diklat Dasar pada 2015, lalu Diklat Lanjut pada 2018. Sebanyak 103 dapat direkognisi, sehingga tinggal 41 SKS yang ditempuh selama 3 semester ada kuliah jenjang RPL,” jelasnya. (AP)