**GuruPAUDDikmas, Jakarta – **Berbagai langkah strategis terus dilakukan Direktorat Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kemendikbudristek, guna mempersiapkan generasi emas menghadapi era digital. Salah satunya melalui penyelenggaraan program micro credential yang berfokus pada berpikir komputasional bagi pendidik anak usia dini.
“Harapan saya, Bapak/Ibu dapat menerapkan apa yang telah didapatkan dari pelatihan ini ke dalam RPP, mencatat adanya perubahan yang terjadi, dan melihat adakah perubahan yang terjadi setelah menerima pelatihan dalam proses pembelajaran,” ujar Direktur Guru PAUD dan Dikmas, Santi Ambarrukmi, dalam kegiatan bertajuk “Pengembangan Kompetensi Non-Gelar bagi Pendidik PAUD: Micro Credential Bidang Berpikir Komputasional Pendidikan Anak Usia Dini” yang dihelat tanggal 8-13 September 2024 di Jakarta.
Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pendidik PAUD dan mengintegrasikan berpikir komputasional pada proses pembelajaran tersebut diikuti oleh 50 pendidik PAUD dari 23 provinsi yang telah lulus seleksi. Program pelatihan tersebut difasilitasi oleh para ahli dari Korea National University of Education (KNUE) yang turut menekankan pentingnya memperkenalkan berpikir komputasional sejak dini.
Prof. Hyeong Jong Choi dari KNUE menyoroti meningkatnya penggunaan perangkat digital di kalangan anak usia dini, serta perlunya memberdayakan mereka untuk menggunakan alat ini secara efektif untuk pembelajaran. “Harapan saya, di masa yang akan datang mereka tidak hanya menggunakan perangkat digital untuk bermain, tetapi juga sebagai alat yang digunakan untuk pembelajaran, menyelesaikan masalah, dan melakukan berbagai pekerjaan. Dengan demikian, sangat diperlukan pelatihan seperti ini, sehingga dapat meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan daya kreativitas anak-anak.” tuturnya.
Prof. Kwang Ho Lee, pengajar lainnya, turut menekankan pentingnya mengajarkan berpikir komputasional kepada anak-anak. “Alasan kita mengajar berpikir komputasional karena anak-anak akan menjadi generasi masa depan yang akan memimpin negara,” tuturnya.
Menurut Prof. Lee, kemampuan ini sangat dibutuhkan oleh generasi mendatang agar mereka berkembang menjadi pemimpin yang hebat. “Teruslah belajar, dan menjadi guru yang luar biasa,” ujarnya dengan penuh semangat.
Kegiatan pembelajaran micro credential berlangsung dengan sangat seru dan menyenangkan. Hal tersebut terlihat dari semangat dan antusiasme peserta dalam mengikuti setiap sesi materi, hingga saat mengerjakan beberapa tugas yang diberikan oleh para pengajar.
Menurut salah seorang peserta, Lisya Widyasari dari TK Pembina Geragai, Jambi, berpikir komputasional bagi anak usia dini sangat penting. “Berpikir komputasional bagi anak usia dini bisa mengembangkan kemampuan berpikir logis dan kritis, kemampuan memecahkan masalah dengan mengembangkan solusi yang tepat, dan membantu mempersiapkan anak dalam menghadapi tantangan di kehidupannya,” ujarnya.
Sementara itu, peserta lainnya, Dhona Putri Aditya dari SPNF-SKB Wilayah III, Kab. Bener Meriah, mengatakan bahwa setelah mengikuti pelatihan tersebut, ia akan mengimplementasikan ilmu yang didapat di satuan pendidikannya. “Saya ingin mengajak anak-anak untuk berpikir komputasional. Ini akan melatih mereka berpikir logis, kritis, sistematis, dan kompleks. Selain itu, saya juga ingin melakukan pengimbasan di satuan pendidikan lain dan berbagi dalam wadah komunitas belajar, sehingga ilmu dan pengetahuan yang saya dapatkan dapat diketahui oleh teman sejawat saya,” ujarnya.
Dengan adanya program micro credential tersebut, diharapkan para pendidik PAUD dapat lebih siap dalam mengajarkan berpikir komputasional kepada anak usia dini, sehingga mereka dapat menghadapi tantangan di masa depan dengan lebih baik. (Rika Jayanti)