WhatsApp: +62 821-1555-5456

Serunya Jambore Merdeka Bermain!

Mendongeng, cerdas cermat, dan berkreasi dalam konten digital di ajang Jambore kian menggairahkan kreativitas pendidik PAUD mengembangkan kompetensinya.

8 Desember 2023
GuruPAUDDikmas, Denpasar – Telur menetas, muncullah si Tukik. Mencari ibunya, Tukik masuk ke dalam laut, “Dia tersapu ombak dan masuk ke dalam laut.” Layaknya pendongeng profesional. I Gusti Ayu Tri Andayani berkisah mengenai seekor anak penyu yang mencari ibunya. Kisah perjuangan di laut diceritakan dengan mimik sedih dan riang sesuai tuturan, sesekali berlarian memanfaatkan ruang panggung yang besar. Dengan mengusung tema “Aku Sayang Bumi”, Ayu mencoba memberi pesan kepada pendengarnya agar menjaga kebersihan laut. Pendidik kelompok bermain di Legian ini merupakan salah satu peserta dalam lomba mendongeng dalam kegiatan Jambore Merdeka Bermain bagi pendidik PAUD yang dihelat oleh Direktorat Guru PAUD dan Dikmas, Kemendikbudristek, di Denpasar, Bali (5/12). ![IMG20231205090627.jpg](https://gurupauddikmas.kemdikbud.go.id/api/uploads/IMG_20231205090627_0599d59cef.jpg) Kali pertama digelar, Jambore yang mengusung misi guna mengembangkan kompetensi pendidik PAUD melalui komunitas belajar ini diikuti oleh 200 pendidik PAUD yang berasal dari Provinsi Bali. Selain 25 peserta mengikuti lomba dongeng, tercatat 150 peserta mengikuti lomba cerdas cermat dan 25 peserta mengikuti lomba kreator konten yang menyebarkan praktik baik. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Nunuk Suryani, menyebutkan, Jambore yang pertama kali digelar ini adalah salah satu kekayaan Ditjen GTK yang diperuntukkan bagi pendidik PAUD. “Semoga (Jambore) ini dapat diikuti provinsi lainnya,” ujarnya. Pada kesempatan tersebut, Nunuk menegaskan bahwa Merdeka Belajar telah memberikan ruang kepada anak-anak berkembang sesuai potensi diri. Namun demikian, “Para pendidik PAUD-lah yg menjadi dasar anak-anak berkembang. Mereka berkembang karena guru yang luar biasa.,” ungkapnya sembari menambahkan, kegiatan ini akan menjadi pilot project bagi tempat lainnya. Senada dengan Nunuk, Direktur Guru PAUD dan Dikmas, Santi Ambarrukmi, mengatakan bahwa kegiatan ini juga digelar sebagai bentuk apresiasi terhadap guru-guru PAUD seiring momen Hari Guru Nasional. ![IMG_4501.jpg](https://gurupauddikmas.kemdikbud.go.id/api/uploads/IMG_4501_b5b8cf0468.jpg) “Kegiatan Jambore yang dikemas dalam ajang lomba ini dapat dijadikan evaluasi pembelajaran. Jangan takut salah dalam lomba cerdas cermat. Selain itu, pada kegiatan ini juga dibahas bagaimana cara mendongeng yang baik,” tuturnya. Santi pun berharap, usai kegiatan Jambore, para peserta dapat mengembangkan komunitas belajar di wilayahnya masing-masing. Sehingga, “Para pendidik dapat saling berdiskusi dan membahas hal-hal yang sulit dipahami, misalnya mengenai kurikulum Merdeka Belajar,” terangnya. Santi pun menambahkan agar guru-guru juga harus senantiasa terus belajar mengembangkan ilmunya. “Jangan hanya anak-anak yang harus belajar, guru-guru juga harus belajar,” tegasnya. Sementara itu Kabid Pendidikan PAUD dan PNF, Disdikpora Badung, Wayan Wirawan, menyebutkan, kegiatan Jambore ini sangat tepat di era transformasi digital seiring para pendidiknya yang wajib menguasai teknologi. “Terlebih, anak-anak sering berhadapan dengan teknologi. Jadi, para pendidik harus lebih pintar. Bawalah anak-anak menuju jenjang sekolah dasar dengan cara menyenangkan,” katanya. **Peluncuran Diklat Teknis** Tak hanya lomba, pada gelaran Jambore jelang akhir 2023 ini juga diluncurkan Diklat Teknis Perkembangan Otak Anak (POA) dan Diklat Teknis Mendongeng. Menurut Anne Gracia, penulis Diklat Teknis POA, perkembangan otak adalah perkembangan kerja otak menjadi cerdas. “Dalam Diklat Teknis POA para peserta akan mendapatkan informasi sesuai kondisi perkembangan anak,” ujarnya. Anne pun menyebutkan adanya momen pengalaman anak yang membuatnya berbeda. “Diklat ini akan menelusuri tahap saat anak tertinggal, serta membahas teknis apa yang harus dilakukan karena ketertinggalan ini,” terangnya. Selain itu, tambah Anne, materi Diklat juga dibekali dengan presentasi parenting. “Diklat ini dapat mengenalkan dan mengelompokkan anak sesuai dengan tahapan atau kegiatan mereka,” katanya. Adapun Nita Priyanti, penulis Diklat Teknis Mendongeng, menjelaskan dengan Diklat ini dapat turut meningkatkan kemampuan anak, semisal literasi, motorik, maupun kognitifnya. “Diklat Teknis Mendongeng sangat seru karena berisi modul untuk meningkatkan kompetensi mendongeng, seperti menirukan suara dan media yang digunakan,” tuturnya. Nita menambahkan, Diklat tersebut juga akan melalui tatap muka bertemu narasumber untuk penguatan, semisal tokoh-tokoh pendongeng. (AP)

Baca artikel lainnya:

Kembali ke Daftar Artikel